Ini Cara Siswa SMA Kolese De Britto Sambut Pernikahan Gurunya

Ini Cara Siswa SMA Kolese De Britto Sambut Pernikahan Gurunya
Spanduk putih yang tingginya sekitar 10 meter dibentangkan dari kantor guru di lantai dua hingga ke bawah. Tertulis menggunakan cat hitam pada spanduk tersebut "Woro Woro Desember Pak Didik Menikah untuk Info Hubungi Geng Tengkorak".
Spanduk tersebut terpasang di halaman dalam SMA Kolese De Britto, Jl Laksda Adisucipto 161,Yogyakarta, sejak Rabu (27/11) pagi. Tidak ada guru atau karyawan yang tahu persis siapa pelaku dan kapan spanduk tersebut dipasang di sana.
Sebelumnya, spanduk yang sama membuat penampilan kejutan dalam pementasan teater berjudul "Minak Jinggo", Minggu (24/11/2013) lalu. Teater tersebut merupakan hasil kolaborasi ekstrakulikuler SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Ducce 2.
Guru yang dimaksud yaitu Antonius Didik Kristanto Hadi. Didik adalah guru Bahasa Indonesia di SMA Kolese De Britto. Ia juga pelatih ekstrakulikuler teater di sana, sekaligus sutradara "Minak Jinggo".
Saat ditemui Tribun, Kamis (28/11/2013) di Ruang Guru SMA Kolese De Britto, Didik berkali-kali tersenyum dan menggelengkan kepala setiap menceritakan apa yang ia rasakan mengenai tingkah murid-muridnya.
Pada pementasan Minak Jinggo, Didik bercerita, spanduk tersebut bukan bagian dari cerita. Tanpa sepengetahuannya, ternyata para pemain merencanakan menampilkan spanduk tersebut.
"Saya tanya, sampai pura-pura marah, siapa yang membuat spanduk tersebut. Tapi tidak ada yang mengaku," ujar Didik, sambil tersenyum.
Dan tanpa ia duga, Rabu pagi spanduk yang sama sudah terpasang di halaman dalam sekolah. Kembali, tidak ada yang mengaku sebagai pembuat maupun pemasang spanduk.
Didik merasa terharu karena aksi para muridnya itu. Ia menganggap aksi itu adalah wujud perhatian yang otentik dan tulus dari para siswa terhadap gurunya.

SMA Kolese De Britto Juara DBL

SMAN 4 Yogyakarta yang berambisi mengejar rekor juara milik De Britto bermain lebih menekan sepanjang pertandingan. Buktinya 82 tembakan mereka ciptakan ke arah ring De Britto. Berbanding 70 milik De Britto.
Namun efektivitas tembakan menjadi pembeda. Dari 82 tembakan milik Patbhe hanya 13 yang berhasil masuk. Sedangkan De Britto lebih efektif, yaitu 20 bola berhasil menembus ring Patbhe.
De Britto juga lebih unggul dalam peroleh three point. Sebanyak empat tembakan three point berhasil mereka lesakkan. Alhasil De Britto mengakhiri laga dengan selisih 11 angka, yakni 48-37.
Pelatih De Britto, Nicko Andrean menjelaskan sebenarnya dirinya tidak menargetkan De Britto menjadi juara karena peta persaingan bola basket sekolah menengah atas Yogyakarta sekarang merata. Ia menjelaskan lebih menjagokan Patbhe atau SMA Budi Mulia Dua (BMD).
“Sangat bersyukur bisa juara dengan persiapan sangat mepet. Kami terbantu dengan mental juara yang dimiliki pemain, serta semangat tempur yang luar biasa dari mereka. Kemenangan ini 100 persen milik pemain,” ujarnya.
Sementara itu pelatih Patbhe, Aryo Rumbono Dewo menyesalkan akurasi tembakan anak asuhnya kurang baik pada laga ini. Padahal mereka sudah mengawali dengan baik.
“Setelah De Britto berhasil memimpin, mental anak-anak langsung jatuh. Tembakan yang kami lancarkan pun menjadi tidak akurat. Sayang sekali tahun ini bukan milik kami,” ungkap Aryo.
Dengan hasil ini berarti SMA Kollese De Britto berhasil mengumpulkan total empat gelar juara Honda DBL Yogyakarta. Sementara SMAN 4 Yogyakarta mengumpulkan dua gelar di belakang De Britto.

5 Hal Unik Dari Sekolah Khusus Cowok SMA Kolese De Britto Yogyakarta




Zetizen.com – Gimana jadinya kalau sekolah kalian isinya cowok semua? Kayaknya pasti membosankan dan rawan tawuran deh ya? Eh tapi jangan salah, kalian nggak bakal nemuin dua hal itu di SMA Kolese De Britto. Sebagai satu satunya sekolah di Yogyakarta yang semua muridnya cowok, sekolah yang punya sebutan JB ini justru punya banyak keunikan yang nggak dimiliki sekolah lain. Simak nih penjelasannya langsung dari Tjandra Christian, siswa XI IPS 1 De Britto. (dhs/giv)

Diperbolehkan Berambut Gondrong



Buat kamu yang sebel banget harus selalu berambut pendek, kayaknya sekolah di De Britto bakal supermenyenangkan. Soalnya, nggak ada aturan tentang panjang rambut. Semua siswa di JB boleh memiliki rambut gondrong. Tapi, kalau kamu udah memutuskan buat berambut gondrong, kamu harus mampu mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan perbuatanmu di sekolah.

Baju Bebas Untuk Sekolah
Di JB kalian bakal ngerasain sekolah ala ala High School Musical gitu deh. Karena di sana seragam sekolah hanya diwajibkan setiap hari Senin saja. Jadi hari Selasa sampai Sabtu boleh pakai baju bebas, selama bajunya sopan dan berkerah serta bercelana panjang dan bersepatu. FYI, peraturan ini dibuat supaya anak yang nggak mampu tetap bisa sekolah tanpa harus terbebani biaya seragam.

Macan Perak 161

Meski muridnya cowok semua, JB juga punya tim dance yang sangat terkenal di Yogjakarta loh! Tim bernama Macan Perak 161 ini selalu tampil mendukung perwakilan sekolah yang bertanding. Nah, karena satu sekolah isinya cowok semua, otomatis tim dance-nya pun cowok semua. Meskipun begitu mereka bener-bener nggak punya malu loh. Bahkan di ajang DBL Jogja tahun ini mereka tampil dengan kostum daster ala ibu-ibu. FYI, Macan sendiri diambil julukan mereka Macan Demangan dan Perak memiliki kepanjangan pemandu sorak. Sedangkan 161 sendiri dambil dari alamat sekolah mereka Jl. Laksda Adisucipto 161, Yogjakarta.

“JB Mania” Suporter De Britto
Urusan supporter, De Britto punya nama yang juga udah terkenal di seantero Yogyakarta, yakni JB Mania. Gimana enggak, cuma JB mania lah suporter sekolah yang isinya penuh cowok-cowok berambut gondrong. Suporter yang udah terbentuk sejak tahun 2009 ini selalu tampil mendukung setiap pertandingan olahraga yang diikuti De Britto. Saking hits-nya komunitas suporter ini, nggak jarang loh sekolah lain ikutan join buat jadi suporternya De Britto.

Program Live In Profesi
JB juga punya kegiatan yang namanya Live inProfesi. Program ini hampir mirip kayak PKL atau praktek kerja lapangan anak kuliahan. Program Live in Profesi ini mewajibkan siswa kelas 12 untuk menjalani magang sesuai dengan profesi dan minat mereka masing-masing loh. Jadi, sekalipun kamu nggak melanjutkan berkuliah, kamu udah punya skillset yang lengkap dan siap terjun di dunia kerja. Keren kan?

Ide Pengembangan Gunung Kidul dari Alumni SMA Kolese De Britto





Liputan6.com, Yogyakarta - Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Adisutjipto Marsma Novian Samyoga merespons pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akhir pekan lalu yang menyatakan pemerintah berencana mengembangkan lapangan terbang Gading Gunungkidul, Yogyakarta,  sebagai lapangan terbang perintis pariwisata.

Menurutnya, rencana tersebut belum mendapat izin dari Markas Besar TNI AU. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk berkomunikasi dan meminta izin terlebih dulu.

"Pada prinsipnya, kami mendukung rencana pengembangan tetapi perencanaannya harus dikoordinasikan dulu," ujarnya dalam jumpa pers, Senin (21/11/2016).

Samyoga mengatakan tetap mendukung pengembangan Lapangan terbang Gading selama sesuai komitmen awal, yaitu terpenuhinya segala fasilitas pendukung keberadaan bandara untuk menunjang penerbangan sipil, seperti tower pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Controller (ATC), terminal bandara yang representatif, landas pacu sesuai syarat dan spesifikasi, serta infrastuktur jalan yang memadai untuk mendukung aksesbilitas dan mobilitas bandara.

Ia menguraikan wilayah kerja Lanud Adisutjipto meliputi Lanud Adisutjipto itu sendiri, Satrad 216 congot, Lapangan Terbang Gading yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Air Strip Depok dan Bandara Kulonprogo.

Lapangan Terbang Gading adalah aset TNI AU berdasarkan : SHP No.3 tahun 1989 a/n Dephankam seluas 426.120m2, dan, SHP No. 37 tahun 1987 a/n TNI AU luas 1042m2.

"Dan saat ini Lapter Gading dimanfaatkan untuk kegiatan terbang layang AAU dan aeromodelling serta riset yang dilakukan oleh LAPAN serta lembaga pendidikan," ucapnya.

Selama ini dasar pengembangan Lapangan Terbang Gading, kata Samyoga, berdasarkan naskah kesepakatan bersama antara TNI AU dengan pemda DIY tentang pengembangan landasan TNI AU Gading Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta nomor: nkb/16/IX/2003, nomor :119/3334, tanggal : 3 september 2003 bertempat di Jakarta. Naskah itu ditandatangani Marsekal Madya TNI Wartoyo, Wakil Kepala Staf TNI AU dan Sultan HB X, Gubernur DIY.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya membidik bandar udara yang terdapat di Gading supaya dapat dimiliki Guningkidul. Tujuannya, sebagai koneksi moda transportasi yang mempermudah aksesbilitas ke wilayah wisata di Gunungkidul.

"Semula rencananya untuk Angkatan Udara dan tidak jadi, bisa ada kemungkinan Gunungkidul memiliki bandara sendiri," ujarnya dalam Seminar Nasional Pengembangan Industri Pariwisata Gunungkidul di The Kasultanan Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat (18/11/2016). Switzy Sabandar



Seminar Nasional Pengembangan Industri Pariwisata Gunung Kidul





Seminar ini merupakan inisiatif yang digalang oleh Paguyuban Alumni SMA Kolese de Britto, Yogyakarta, yang bekerjasama dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang sama-sama memiliki kepedulian untuk mendorong pembangunan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyaarta.



Tujuan seminar

Menggugah kesadaran kolektif tentang besarnya potensi pantai-pantai di Kabupaten Gunung Kidul untuk bisa berkontribusi menaikkan masa kunjungan (length of stay) para wisatawan (asing maupun domestik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.Mempertemukan para stakeholdersterpenting dalam isu ini, yakni Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul, dan pihak swasta (investor).Menggali ide-ide untuk mengembangkan industri pariwisata di Kabupaten Gunung Kidul.



Penyelenggara

Paguyuban Alumni SMA Kolese de Britto Yogyakarta bekerjasama dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA).



Pembicara Seminar

Pembicara seminar ini adalah paraprominent persons yang terkait dengan isu pariwisata di Kabupaten Gunung Kidul, yakni:

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak Sri Sultan Hamengku Buwono XMenteri Pariwisata, Bapak Arief YahyaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bapak Basuki HadimulyonoMenteri Perhubungan, Bapak Budi Karya SumadiBupati Gunung Kidul, Ibu BadingahModerator: Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik & Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono



Bagi Alumni SMA Kolese De Britto yang tertarik untuk mengikuti Seminar  bisa mendaftar dengan mengisi form dibawah. Tempat terbatas untuk 50 Alumni (FREE) .


SMA Ini Perbolehkan Siswanya Gondrong









Para siswa di SMA Kolese de Britto diperbolehkan berambut gondrong.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Ajakan untuk mendaftar sebuah SMA di Yogyakartajadi viral.
Postingan di akun FB ini unik dan tuai respon yang kemudian menyebar dengan cepat, Senin (31/10/2016).
SMA Kolese de Britto Yogyakarta membuka pendaftaran.
Sebuah akun FB dengan nama Yulius Tomy Wijaya promosikan pendaftaran SMA tersebut.
Cara unik dan saling mention ke alumnus SMA ini ditengarai jadi penyebab postingan tersebut jadi viral.
SMA Kolese de Britto Yogyakarta dikenal sebagai sekolah yang berbeda dengan sekolah yang lain.
Satu di antaranya sekolah ini memperbolehkan siswanya berambut gondrong.
Murid sekolah ini khusus untuk laki-laki.
Yulius posting promosi sekolahnya dengan cara yang menarik.
Kalimat yang ditulis berbeda dengan promosi sekolah pada umumnya yang menyatakan jika sekolah tersebut berkualitas dan keunggulan-keunggulan lainnya.
Ini justru berbeda.
"Bukan sekolah yang menjamin kamu jadi orang sukses."
Demikian satu kalimat di antaranya.
Bukan mempromosikan sekolah ini mencetak orang-orang sukses namun justru kalimat sebaliknya.

Pada postingan tersebut dipajang juga foto siswa-siswa berambut gondrong.

Sekilas seperti deretan wanita-wanita karena rambutnya yang panjang tapi lihat dengan seksama mereka adalah pria.

Postingan tersebut jadi viral dan tuai banyak respon.

Ada netizen yang bertanya apakah ada murid wanita mungkin sekilas melihat sosok-sosok berambut panjang, padahal sekolah tersebut memang hanya menerima siswa pria.

Postingan lainnya juga jadi viral.

Di postingan ini menjelaskan sekilas tentang gambaran sekolah ini.

Akun dengan nama Sunardian Wirodono posting tentang, bagaimana awal mulanya hingga para siswa diperbolehkan berpakaian bebas bahkan rambut gondrong.

Sekolah ini memang berlatarbelakang Katolik namun jangan salah di sini banyak siswa yang beragama Islam atau agama lainnya.

Jadi bagaimana? Berminat untuk masuk sekolah yang antimainstream? (Robertus Rimawan)

SMA Kolese De Britto Lakukan Long March.


Pada tanggal 28 Oktober kemarin, merupakan hari raya Sumpah Pemuda. Dimana pada hari itu pula merupakan hari dimana para semangat pemuda berkobar. Dalam perayaan hari raya Sumpah Pemuda ini, siswa dan dikoordinasi oleh Presidium, merencanakan suatu acara yaitu Long March. Long March ini bertujuan sebagai peringatan hari raya Sumpah Pemuda yang dengan cara ke”debritto”an merayakan hari Sumpah Pemuda. Walaupun acara ini terkesan mendadak, namun tidak meredupkan semangat dari para siswa De Britto. Acara yang dilakukan setelah pulang sekolah ini diikuti kurang lebih 30 anak yang tergabung dalam 1 kelompok besar. Para siswa ini  berjalan dari titik start mereka yaitu di SMA Kolese De Britto yang beralamat JL. Laksda Adisucipto 161 dan akan berjalan kurang lebih 4-5 kilometer menuju Tugu Jogja. Yang mereka lakukan tidak hanya Long March, mereka sebagai pemuda memiliki kepedulian terhadap kebersihan di Jalan raya, buktinya mereka tidak segan-segan untuk mengambil sampah yang ada di Jalan. Mereka juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan diantaranya Indonesia Raya, Maju tak Gentar, dan banyak lagi untuk meramaikan kegiatan mereka. Alhasil mereka sampai di Tugu Jogja dan melakukan Mars bersama disana. Sungguh suatu peristiwa yang unik dan “Jebe” punya cara-cara nya tersendiri agar diri mereka tetap eksis dan berkarya bagi masyarakat.

Kisah Anak De Britto

Kisah Anak De Britto
Dia yang pada awalnya tak pernah mendengar kata De Britto. Dia yang pada awalnya belum memikirkan tentang masa depannya. Dia yang merasa bahwa dirinya ingin lebih bisa eksis dimata teman temannya. Dia yang akhirnya mulai perlahan mendengar cerita tentang sekolah bebas. Dia yang mulai memikirkan kebebasan itu merupakan sarana dirinya untuk berekspresif. Dia yang akhirnya mulai mencari tentang sekolah itu. Dia yang mulai tergerak hatinya untuk bersekolah di SMA itu. Dan akhirnya....
                SMA Kolese De Britto. Ya itulah sekolah dimana ia tempat ia menempuh ilmu sekarang. Sekolah dimana menurutnya rumah kedua baginya. Ya De Britto, adalah sebuah sekolah dimana setiap pribadi bisa berekspresif untuk mengembangkan dirinya sendiri. Ya sekolah , kebebasan adalah saran mencapai tujuan. Bukan dari sisi negatif kebebasannya. Namun bagaimana setiap individu bisa memilih mana yang baik dan buruk untuknya. Tahun pertama menjadi langkah awal dirinya mencapai pengalaman yang luas. Dia yang bercita cita membangun suatu komunitas besar untuk membangun link kedepannya ketika alumni mulai beranjak kisahnya. Kelas 1 SMA adalah kelas dimana mulai mengenal pribadi yang mungkin belum pernah ia temui selanjutnya. Ia merasa sulit pada awalnya untuk beradaptasi. Ya maklum sekolah dimana tempat Siswa dari seluruh Indonesia berkumpul, dari sabang sampai merauke. Ia mulai bergaul dengan teman temannya. Namun harus ia sadari bahwa, membangun suatu komunitas disitu tidaklah mudah. Banyak anak anak yang hanya paham dengan dunianya sendiri. Namun terlepas dari itu, ia mulai membangun suatu komunitas kecil dimana komunitas itu merupakan komunitas peduli akan keadaan JEBE sekarang. Berangkat dari cerita para alumni tentang menurunnya kualitas dari SMA itu. Dia berinisiatif untuk membangun ulang sekolah yang menurutnya pantas untuk naik daun lagi. Ia bersama komunitasnya berukumpul setiap minggu hanya sekedar ngobrol kecil, namun halnya berat untuk dipikirkan. Beranjak dair situ dia mulai menatap lembaga kesiswaan yaitu Presidium, menurutnya presidium merupakan sarana yang tepat untuknya berekspresif dan meluapkan cita-citanya. Dan ia yakin bahwa langkah nya kini sudah benar. Membangun komunitas JEBE dengan Presidium, Sesuatu yang belum pernah ia pikirkan sbelumnya, namun...

                Up coming Part 2.

De Britto Membuka Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru 2017/2018



Informasi lebih lanjut,silahkan kunjungi
http://debritto.sch.id/psbonline/info_detail.php?id=105

De Britto Viral di Dunia Maya



Setiap sekolah tentu memiliki keunikannya tersendiri. Namun dapat dipastikan keunikan yang terdapat dalam sekolah ini tidak pernah dimiliki di semua sekolah Indonesia.
Saking uniknya, SMA ini menjadi viral di media sosial Facebook. Akun yang membagikan keunikan dari sekolah ini adalah Yulius Tommy Wijaya. Namun ia tidak hanya memperlihatkan keunikan, tapi juga sekalian mempromosikan sekolah tersebut.
SMA tersebut adalah SMA Kolese de Britto Yogyakata. SMA ini sendiri hanya diperuntukkan murid laki-laki. Banyak keistimewaan dalam sekolah ini. Termasuk sejarah asal mula berdirinya sekolah tersebut. Diketahui, bila SMA ini didirikan pada tanggal 19 Agustus 1948.
Dan pendirinya sendiri adalah para rohaniwan Serikat Jesuit. Meski pendirinya non Muslim, namun ini adalah sekolah umum. Banyak murid yang beragama Muslim sekolah di sini.
Lantas, apa yang membuat sekolah ini unik?
Dikutip TribunnewsBogor.com, adalah sekolah swasta yang berada di jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta ini memperbolehkan para murid laki-lakinya berambut gondrong seperti anak kuliahan pada umumnya.
Ya, tak seperti SMA pada umumnya yang mewajibkan para murid laki-lakinya berambut pendek. SMA ini justru mengizinkan para murid mereka beramput panjang.
Hal ini pun membuat netizen terkesima. Terlebih ketika membaca status akun Yulius dalam mempromosikan sekolahnya.
Berikut bunyi status akun Yulius Tommy Wijaya di Facebook:
“Bukan sekolah yang menjamin kamu jadi orang sukses.
.
Bukan juga sekolah yang bikin anak anak jadi alim.
.
Sekolah ini ga menjamin kamu masuk PTN.
.
TAPI INI SMA KOLESE DE BRITTO
Sekolah yang tidak pernah menjamin, namun tetap terjadi. Sekolah dimana nama-nama besar dan para perintis di bidangnya masing masing banyak mengenyam pendidikan. Sekolah tempat Kebhinekaan diterapkan sampai ke akar rumput. Sekolah yang membuat dunia semakin kecil karena siswa dari sabang sampai merauke berkumpul di sebidang tanah kecil di JL. Laksda Adisucipto no 161. Sekolah dimana para manuk belajar terbang dan para macan yang terlelap belajar mengaum.
.
Karna semua yang kami lakukan adalah BAGI TUHAN DAN BANGSAKU”